Tuesday, July 28, 2009

Apa yang hilang?
Sebuah obrolan hangat, yang terus mengalir tanpa ada emosi, tanpa ada egois.


Menjadi pasif. :(

Entah kenapa tiba-tiba perasaan ini kosong, melompong. Tak ada setitikpun yang tersisa. Semua terasa membingungkan, kenapa bibir ini seolah kelu tak ada lagi kata-kata yang keluar.

Tiba-tiba aku terbayang akan jalanku yang kosong, jauh dan jauh sekali. Semua akan terasa berat di depan, karena tak ada lagi tempat berbagi. Dan aku kembali tertunduk, senyumku hilang seketika.

Lalu mimpiku menyeruak, ada sedikit yang bisa kupegang. Maafkan kalau aku hanya bersandar pada itu.

"I am optimistic and sentimental to the point of being annoying, especially to people who think that being cynical and cold is cool. Everyday, I thank Allah for everyday things like the ability to breathe, the ability to love, the ability to laugh, and the ability to eat and drink."


Yasmin Ahmad

Saturday, July 18, 2009

Ketakutan dan teriak kembali menyelimuti langit Indonesia, negara ini satu kali lagi menghadapi cobaan besar dalam perjalan hidupnya.

Sepiā€¦pagi datang disambut dengan bunyi orang-orang yang sedang menikmati sarapan dengan nikmat. Semua terkejut kala ledakan besar menghancurkan restoran Syailendra dan restoran Airlangga, tak lama korban pun berjatuhan menambah rasa pilu ini.

Bom menghancurkan harapan rakyat ini terhadap pemilu yang baru saja berlangsung dengan damai. Bom ini meruntuhkan kepercayaan negara lain terhadap bangsa ini yang telah diusahakan sedemikian rupa.

Akhirnya Indonesia kembali terpuruk jauh, tenggelam dalam rasa dahaga akan negara ini yang seharusnya bisa merintis maju.

Oh kutukan kembali meluncur dari mulutku, geram atas apa yang terjadi baru saja. Ditujukan pada pengecut-pengecut itu yang telah sukses menghancurkan harapan banyak orang.

Bom itu adalah kesalahan, dan semua orang musti belajar dari kesalahan untuk menuju lebih baik.

17 Juli 2009

Saturday, July 11, 2009

Ada perasaan campur aduk di dalam sini, berbaur dengan rasa sedih. Ada yang salah, kenapa tiba-tiba rasanya seolah menjadi seorang yang tak berguna, lemah, apakah memang keterbatasan itu menjadi beban. Ada kesenangan, semua butuh kesenangan, untuk mengisi kekurangan yang kadang-kadang menderu datang di dalam pikiran. Inilah yang disebut hampa, kosong sama sekali.

Semua orang punya harapan, untuk berbuat menjadi lebih baik dari keadaannya sekarang ini. Semua ingin menjadi lebih, tak stagnan.

Disanalah bintang, bintang yang bersinar terang, yang cahayanya harus dibagi untuk orang lain. Tapi untuk mencapai bintang semua butuh perjuangan, tak ada bintang yang datang tiba-tiba menghampiri dan muncul di hadapan. Harus ada usaha, harus ada kemauan yang tak terkira.

Dan, aku merasa kini sedang dalam titik nol, titik terendah dari semua angka. Karena apa? Karena ternyata tak ada yang bisa aku bagi, menjadi seorang robot yang bergerak sendiri seolah terprogram secara sistematis dan dengan perhitungan matematika. Bukan seperti manusia yang bergerak dengan hati dan berjalan bersama dengan orang lain.

Saatnya aku kini merasa, keindahan ada untuk dinikmati. Keindahan ada untuk dibagi. Bohong kalau keindahan adalah emas yang berkilauan di dalam kotak besi di lemari yang terkunci dengan baja-baja.

Keindahan itu bagai cahaya bintang, yang terus memancar walau digenggam erat oleh seluruh telapak tangan. Cahaya itu akan terus menerus memancar disela-sela jari menyinari mata dengan keelokannya.

Keindahan adalah mengisi hati yang kosong dengan berbagi.

Wednesday, July 08, 2009

Selesai sudah pemilihan Presiden di negara ini, dengan hasil yang menurutku cukup bisa dipertanggungjawabkan. Walau banyak suara sumbang di luar sana, berteriak dan mencoba berbagai cara untuk bisa menganulir hasil yang ada. Entah kenapa orang tak pernah mau mengakui kekalahannya, berusaha tegar melihat kelebihan orang lain. Pemilu adalah kompetisi, dimana harus ada pemenang dan ada yang kalah. Pemenang berhak berdiri tegak, tersenyum bangga dan bagi yang kalah bolehlah tersenyum kecut melihatnya, tapi tak ada kata berkhianat, tak boleh ada kata mencari-cari segala alasan.

Sudahlah, marilah kita berjuang. Menjadikan negara ini menjadi negara bermartabat, mengangkat harga diri bangsa yang kini terpuruk hilang entah kemana. Ekonomi yang baik untuk semua orang sehingga tidak ada lagi kelaparan dan keluh kesah, saat semua senang saat itulah esensi bangsa pelan-pelan akan naik. Semua orang mulai bisa memikirkan tentang teknologi, berpikir tentang kemajuan seni dan budaya, dan hal-hal lain yang berguna untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai manusia yang utuh.

Monday, July 06, 2009

Ada diskusi menarik yang mengalir begitu saja diantara canda.

Coba diperhatikan, siapa sebenarnya orang-orang yang dilahirkan paling pemberani di seluruh muka bumi ini, jawabannya adalah orang Arab. Orang Arya, Chicano, gangster di Kenya, Mafia, Yakuza, dll semua terasa bagai orang tolol dihadapan kaum ini. Sayangnya, saat ini mereka terlalu nyaman karena perutnya telah dipenuhi oleh kekayaan minyak yang begitu banyak. Dan saat semua habis, yang ada hanyalah sehamparan padang pasir kerontang dan tak berarti, dan saat itu, manusia-manusia Arab akan kembali merangsek ke seluruh dunia tak terbendung kekuatannya. ha ha.:)

Ketika angin puting beliung datang menerpa, kau sempat limbung. Ketika air bah datang menghujam tanpa permisi, menghancurkan pertahananmu, kau sempat terkapar. Ketika cobaan datang bertubi-tubi, kau lelah, kau mulai membenci keberadaanmu, kau mulai menyalahkan takdir, menyalahkan kenapa jalanmu begini dan begitu, kau mulai iri terhadap kebahagiaan orang lain. Dan, akhirnya kau membenci Tuhanmu.

Oh kenapa pola orang selalu sama. :)

Percayalah, tak ada yang perlu dikhawatirkan, masalah tak selamanya akan jadi pilihan hidup. Masalah adalah sendi kehidupan, masalah akan terus hadir seiring nafasmu. Masalah tak bisa kau selesaikan dengan mengutuk Tuhan, masalah tak akan selesai jika kau melarikan diri darinya. Masalah adalah dua sisi mata uang yang terus beririsan dengan kebahagiaan.

Duduklah bersujud, lihat telapak tanganmu, ciumlah dengan tulus. Dan panjatkan doa dengan hatimu. Lihatlah bilur-bilur hitam semakin lama semakin hilang. Perasaanmu semakin peka. Dan kau bisa berpikir jernih.

Saat itulah kau harus percaya pada dirimu, masalah itu ada untuk diselesaikan. Dengan tanganmu dengan usahamu.

Apakah perlu kau berteriak jika sebenarnya bisa kau selesaikan dengan diam. Apakah perlu meludah jika sebenarnya bisa kau selesaikan dengan kata-kata, tak perlu kau memukul karena sebenarnya bisa kau selesaikan dengan diskusi. Ketahuilah batasmu.

Saturday, July 04, 2009

Lihatlah televisi, bacalah koran hari ini, disana kamu akan melihat bagaimana negeri ini telah tercabik. Tidak ada kata sepakat diantara orang-orang yang menjadi penghuninya. Semua saling curiga dan menyalahkan, semua saling menuding untuk menjatuhkan lawannya. Badan-badan negara adalah sarang sekumpulan tikus yang rakus dan siap menggerogoti kekayaan negeri ini.

Saat ini negara sedang panas, ada isu yang menghangat yaitu menjelang pemilihan Presiden dan wakil Presiden, dan, inilah moment yang paling krusial dimana banyak manusia yang muncul ke permukaan untuk menunjukkan sisi baiknya. Rakyat dibikin bingung, berbagai trik komunikasi dihadirkan untuk membius pikirannya. Untuk bisa melupakan apa yang telah terjadi di belakang sana, masa lalu kelam yang telah dilakukan olehnya.

Kini tak ada lagi jenderal pembunuh mahasiswa, kini tak ada lagi jenderal yang membunuh ribuan nyawa di Timor Timur. Yang ada sekarang adalah tokoh-tokoh manis yang membela rakyat. Semua untuk rakyat, ya untuk rakyat.

Inilah saatnya memutuskan dengan sadar, untuk tak terlalu gampang percaya pada janji-janji yang mungkin akan menjerumuskan negara ini pada keterpurukan yang lebih jauh.

Waktu terus berjalan, ada mimpi yang tertinggal, ada jalan yang semakin lama membosankan. Penuh dengan tanda tanya dan rasa bimbang.

Tapi aku tahu ada hal menyenangkan di depan sana, yang masih tertutup kabut yang kurasa semakin tebal sekarang. Tubuh ini menggigil dalam kekosongan.

Ada yang salah dengan yang telah kulakukan, karena aku terbawa oleh kegamangan, emosi dan perhatian yang naik turun tidak menyenangkan.

Aku merindukan percaya diriku, kerja kerasku. Mataku yang tajam tak akan kubiarkan layu. Langkahku yang kuat tak akan kusia-siakan dengan seonggok kemalasan. Terserah apa kata orang, inilah jalanku. Yang memang harus meniti bambu diantara jurang.



i don't think, i feel.

Bumi dan Sampah

Bumi ini terus menangis, air matanya mengalir menjadi air sungai yang ganas menghancurkan keindahan lanskap dan meninggalkannya dalam keadaan hancur seperti tanah yang tak bertuan.

Bumi ini semakin marah, emosinya membuat hawa panas yang semakin menjadi-jadi membuat yang tinggal diatasnya semakin menderita. Saat dia menahan geram, yang ada adalah bara api yang membakar lahan-lahan tandus dan kekeringan yang muncul menghancurkan harapan makhluk yang bertumpu padanya.

Bumi ini semakin lemah, kekuatannya untuk bisa menghadirkan keindahan dan rasa nyaman seolah pudar.

Inilah wajah Bumi kita kini, yang merana akibat ulah para penghuninya yang tak bertanggung jawab. Begitu banyak kenikmatan telah diberikan, tapi kita menyia-nyiakannya begitu saja. Setiap tetes susu yang telah dia keluarkan telah kita balas dengan satu drum cairan limbah kimia yang menghancurkan ketahanannya.

Setiap suapan makanan yang ditawarkannya, telah kita balas dengan onggokan sampah yang menggunung, tak terkira jumlahnya, dan terus bertambah setiap detiknya. Semakin tinggi dan tak terkira.

Sampah ini semakin tak keruan, bau dan berbahaya. Setiap sisi kelamnya adalah gambaran ketidak pedulian kita sebagai penghuni Bumi. Sampah-sampah jahat plastik adalah bagian terbesar yang mengancam, karena sifatnya yang tak bisa terurai oleh Bumi.

Friday, July 03, 2009

Pembohong adalah pengecut...grrrr.