Tuesday, January 20, 2009

Bagus aja..:)



"someone great"
by LCD Soundsystem
Entah harus menyalahkan kepada siapa bencana ini, di saat kelangkaan BBM menjadi isu utama di setiap berita, bahkan menjadi suatu faktor penting yang membuat kalangkabut dunia. Di sini, di belahan utara Jakarta terjadi kebakaran hebat yang telah menyia-nyiakan puluhan ribu liter BBM untuk hangus menguap menjadi asap hitam yang pekat.

Ada banyak tudingan, simpang siur tak jelas menunjuk ke arah siapa, isu sabotase yang mengemuka karena pergantian pucuk pimpinan di tubuh Pertamina, ada juga yang menyalahkan kepada segelintir pengusaha yang merasa dirinya merugi karena turunnya harga BBM padahal dulu mereka membeli dengan harga yang jauh berbeda. Tak tahulah mana yang benar.

Yang pasti bencana ini telah terjadi, menurutku kebakaran besar di Depo BBM Plumpang hanyalah sebagian kecil dari kesalahan sistem yang ada. Lihatlah bagaimana bisa Depo sebesar ini yang menyimpan puluhan ribu liter BBM terletak diantara pemukiman padat penduduk yang bahkan tembok pelindungnya hanyalah sebuah tembok kecil yang berhimpitan dengan genteng rumah penduduk. Bahkan ibaratnya satu kecil puntung rokok yang dibuang dari rumah sebelahpun bisa menyulut kebakaran itu. Sungguh siteplan yang salah. Dari sini bisa dilihat begitu kecilnya perhatian pada faktor keamanan bagi sebuah instalasi penting.

Ketidak siapan pemadam kebakaran juga membuat kebakaran ini begitu sulit dipadamkan, lihatlah di televisi begitu minimnya peralatan pemadam kebakaran yang bahkan seperti peralatan untuk cuci mobil, dan ini dipakai untuk menghadapi api yang begitu besar. Begitu menggelikan bukan. Beruntunglah alam masih baik dengan menghadirkan hujan yang membantu pemadaman tersebut. Tapi masa sih kita harus bergantung pada alam yang tak pernah bisa kita prediksi.

Inilah kelemahan kita, kelemahan dari dalam yang terus menerus terbengkalai karena tak ada kepedulian sedikitpun. Apakah tak bepikir kalau ancaman pasti muncul kapan saja, ancaman tak datang setelah kejadian, dan saat sudah terjadi maka kita tinggal gigit jari.

Ada yang berdebar-debar, ada yang ingin berkembang,
mencoba mengepakan sayapnya menghadapi angin
Tak peduli apakah dia sampai pada tujuan,
yang dia inginkan hanya terbang, terbang, dan terbang
Menembus kabut malam melewati lembah-lembah pegunungan,
membuang sisa-sisa malasnya pada luasnya lautan
Matanya berair, pandangannya kabur, angin telah menghalanginya.
Tapi masa harus menyerah pada angin? Begitu pikirnya.
Karena angin tak selamanya badai,
Angin kadang juga lembut menyentuh pori-pori,
memberikan kelembutan dan rasa damai.
Angin adalah kesenangan, angin adalah bagian dari petualangan
Sayapnya akan tetap tegar mengepak menembus kegelapan

Monday, January 19, 2009

Sungguh menarik bahwa National Geographic Channel edisi bulan Februari akan mengulas tentang Charles Darwin dengan pemikiran-pemikirannya.
Satu persatu misteri ribuan tahun lalu mulai terkuak berkat kerja keras dari manusia-manusia berdedikasi yang tak kenal menyerah dengan terus mengupayakan berbagai cara untuk menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini mengambang.

Saat ini beberapa ahli sejarah didukung dengan teknologi yang semakin maju tengah meneliti tentang misteri Raja Tut-Golden Pharaoh yang terkenal itu. Bagaimana dia bisa meninggal, seperti apa peristiwa yang terjadi, dan mencocokan apakah gambar-gambar yang bertebaran di dinding-dinding pyramid adalah rekaman asli tentang kondisi yang terjadi pada saat itu.

Dari hasil scan pada mumi raja Tut, seperti Firaun-firaun lainnya terlihat bagaimana tempurung otak yang dimilikinya lebih besar daripada tempurung otak manusia lain. Ini menjadi bukti bahwa ternyata gambar-gambar di dinding pyramid yang menggambarkan raja Tut dengan kepala besarnya ternyata bukan hanya artistic semata tetapi menggambarkan wujud asli seperti apakah dia sebenarnya. Dari sini bisa disimpulkan bahwa kapasitas otak lebih besar yang dimilik Firaun inilah yang bisa membuat bagaimana Mesir dulu bisa menjadi suatu peradaban yang begitu maju dengan pengetahuan-pengetahuan menakjubkan yang melampui masanya.

Dengan pengamatan dari kerangka ini pulalah maka kematian Raja Tut pada usia yang relatif muda yaitu 19 tahun mulai terjawab. Dari kerusakan struktur tulang kepala dan tulang rusuk ternyata kematian raja ini adalah akibat penganiayaan yang dialaminya. Dengan menghubungkan bukti ini dengan gambar-gambar di dinding pyramid tentang peristiwa berdarah, mungkin saja ini benar adanya bahwa Raja Tut ini adalah korban dari suksesi atau perebutan kekuasaan di Mesir pada saat itu.

Mari kita tunggu saja jawaban-jawaban lain tentang misteri Mesir pada masa lalu.

Friday, January 16, 2009

Saat ini aku benar-benar butuh inspirasi.

Tuesday, January 13, 2009

Owh di luar hujan ternyata, nggak nyadar.
Get this widget | Track details | eSnips Social DNA



yang ada hubungannya sama Desember pasti keren.:)

Jauh sekali semua keinginan itu, bertumpuk-tumpuk dan saling berdesakan di relung-relung otak meminta untuk diperhatikan. Dan seringkali kita terlalu berambisius untuk memilih salah satu yang menurut kita paling ideal padahal itu masihlah sangat kabur dan jauuuuuuh sekali letaknya dan harus melalui jalan panjang yang naik turun terlebih dahulu.

Saat pikiran terlalu dipenuhi oleh keinginan kabur itu kita seringkali lupa tentang kewajiban yang ada di depan mata, kewajiban yang musti kita lewati sebagai batu pijakan untuk menuju keinginan-keinginan lain karena itulah mata rantainya, saling menyambung dan saling mendukung. Satu persatu diulur mulai dari pangkalnya terlebih dahulu untuk menuju ujungnya.

Tetapi apapun itu, yang namanya kewajiban pasti menjadi hal yang menyebalkan kalau kita tak melakukannya dengan hati, ini seringkali membuat semua menjadi tertunda dan terbengkalai. Padahal kewajiban inilah pangkal dari segalanya yang akan membawa kita perlahan menuju ujung.

Saat berhadapan dengan kewajiban, jangan pernah menggantungkan pada mood atau suasana hati saja, karena inilah sumber kemalasan sebenarnya. Mood itu tidak bisa diprediksi, mood itu hal menyebalkan yang membuat kita pelan sekali untuk berjalan. Mood itu brengsek.

Saat sudah seperti ini yang diperlukan sebenarnya adalah sebuah kedisiplinan, sikap tegas yang akan menuntun untuk bisa mengalahkan rasa sebal itu. Dari disiplin inilah muncul sikap mau nggak mau, dan akhirnya kita pun harus rela bertarung untuk bisa mengerjakan kewajiban itu.

Dan sialnya sekarang aku punya kewajiban, yang mau nggak mau harus dilakukan dengan disiplin saat mood jelek.
Pfuiiih.

Desing peluru, bau mesiu, dentuman bom berkekuatan dahsyat, rentetan tembakan. Semua itu terjadi di depan mata, sebuah drama menyedihkan tentang agresi Israel yang menyerang jalur Gaza. Pertempuran tentang dendam ribuan tahun yang melibatkan berbagai isu-isu tak jelas, bahkan melibatkan isu agama yang sungguh tak masuk akal. Ini adalah tentang agresi, ini adalah tentang pencaplokan wilayah, ini semua adalah tentang ego manusia untuk berkuasa, bukan yang lain.
Wanita tertembak, anak-anak terhantam pecahan bom, warga sipil meregang dalam kepedihan. Ah sungguh menyebalkan membayangkannya.

Inilah kekejaman terkini abad 21, perang yang terjadi tanpa terusik oleh aturan-aturan internasional dan beragam piagam perdamaian. Perang ini terus melenggang dalam dunia yang diam.
Dan kita hanya melihatnya tanpa bisa berbuat apapun, beruntunglah ada relawan dari Indonesia yang berani menuju kesana untuk membela.
:)

Aku hanya bisa memohon, entah ke siapa, ke Tuhan mungkin, tolong hentikan bom dan peluru untuk melukai orang lain. Aku benci.

Aku mendongak, berdoa tentang sebuah keinginan.
Matahari tampak sendu karena mendung yang menggelayut di awan, aku berpikir kapan mendung itu akan hilang.
Karena ini yang membuat hatiku terasa sepi.
Aku mencintai sinar matahari yang terang, yang seluruh warnanya muncul dalam keindahannya.
Tapi aku tak menginginkan panas terik yang membuat emosi tercampur aduk dan menghilangkan kejernihan berpikir.
Aku rindu suasana damai.

Embun adalah mukjizat, suatu tetes air di atas daun dengan wangi udara paginya.
Itu membuatku tenang.
Aku tak butuh perang dan permusuhan, karena inilah puncak ketidakberdayaan manusia.
Aku ingin bertahan, dalam keinginan-keinginan yang sebenarnya, bukan karena emosi yang memuncak dalam ketidak tahuan tentang apapun.
Aku ingin berjalan dalam keinginanku, secara sadar melakukannya.
Untuk hidupku, untuk mimpiku.

Friday, January 09, 2009

You make me crazy when you...

Waktu berlalu, tahun telah berganti, mimpi yang lalu berganti mimpi baru.
Sebuah perjalanan yang terpenggal karena berbagai hambatan kini mulai terbuka, semak-semaknya bisa terpangkas habis.
Jika teriakan kemarin adalah tentang keputusasaan yang membabibuta, kini teriakan itu haruslah menjadi teriakan kemenangan karena telah berhasil melewati kekhawatiran.

Siapa bilang mimpi adalah asa kosong bagai para pemurung yang menghabiskan waktu di dunia sempitnya.
Mimpilah yang membuat dunia berubah, mimpilah yang telah menunjukkan keperkasaan para pelaut untuk bisa menaklukkan ombak besar dan menciptakan peradaban baru yang mengukir wajah dunia sekarang ini.
Mimpi jugalah yang membuat ribuan karya musik tercipta dan menjadi inspirasi banyak orang untuk bisa mengekpresikan perasaannya.

Tapi mimpi tanpa tindakan hanyalah menjadi omong kosong, dan inilah yang telah menjerumuskan banyak orang dalam lamunannya. Terkapar dalam bayangannya sendiri dan semakin membenamkannya pada kebencian terhadap apapun yang terjadi di dunia luar.
Inilah kepahitan sesungguhnya.
Kepahitan yang muncul karena ketidakmampuannya mewujudkan keinginan. Kepahitan yang hadir karena tindakan salahnya mengambil keputusan untuk menyerah pada keadaan dan membiarkan mimpi-mimpinya hilang menguap dibawa angin malam yang pekat.

Friday, January 02, 2009

Resolusi 2009: Melakukan banyak hal.

Thursday, January 01, 2009

Selamat Tahun Baru 2009

Dulu, apa artinya dulu, sering sekali kita mengucap kata ini untuk menyebut waktu yang sudah berlalu, mungkin adalah tentang sebuah kebanggaan yang musti diungkit-ungkit untuk menguatkan kepercayaan diri, atau mungkin juga dulu yang kamu dapat adalah suatu kesedihan yang musti tertutup rapat agar tak muncul dan membuat luka yang baru. Apapun itu, yang pasti itu sudah terjadi, biarkan dulu menjadi masa lalu, masa yang pernah kita jalani dengan terjatuh, tersandung-sandung ataupun dengan leluasa berlari karena begitu mudahnya.

Batas antara dulu dan sekarang hanya dipisahkan oleh segaris waktu tipis yang akan terus berdentang setiap detiknya, dan itu terjadi begitu cepat tanpa disadari. Apa yang kita lakukan saat ini sebentar lagi akan menjadi usang dan tinggal cerita, itulah perlunya kesadaran, untuk mengingatkan tentang apa yang harus kita lakukan agar dulu kita menjadi sesuatu yang pantas untuk dibanggakan dan menjadi sebuah cerita yang manis.

Biarkan yang terjadi pada waktu dulu itu pergi, karena kita harus menjalani masa ini, untuk melangkah terus menghadapi apa yang baru di kemudian hari nanti, yaitu waktu yang kita sebut dengan masa depan.