Saturday, July 04, 2009

Bumi dan Sampah

Bumi ini terus menangis, air matanya mengalir menjadi air sungai yang ganas menghancurkan keindahan lanskap dan meninggalkannya dalam keadaan hancur seperti tanah yang tak bertuan.

Bumi ini semakin marah, emosinya membuat hawa panas yang semakin menjadi-jadi membuat yang tinggal diatasnya semakin menderita. Saat dia menahan geram, yang ada adalah bara api yang membakar lahan-lahan tandus dan kekeringan yang muncul menghancurkan harapan makhluk yang bertumpu padanya.

Bumi ini semakin lemah, kekuatannya untuk bisa menghadirkan keindahan dan rasa nyaman seolah pudar.

Inilah wajah Bumi kita kini, yang merana akibat ulah para penghuninya yang tak bertanggung jawab. Begitu banyak kenikmatan telah diberikan, tapi kita menyia-nyiakannya begitu saja. Setiap tetes susu yang telah dia keluarkan telah kita balas dengan satu drum cairan limbah kimia yang menghancurkan ketahanannya.

Setiap suapan makanan yang ditawarkannya, telah kita balas dengan onggokan sampah yang menggunung, tak terkira jumlahnya, dan terus bertambah setiap detiknya. Semakin tinggi dan tak terkira.

Sampah ini semakin tak keruan, bau dan berbahaya. Setiap sisi kelamnya adalah gambaran ketidak pedulian kita sebagai penghuni Bumi. Sampah-sampah jahat plastik adalah bagian terbesar yang mengancam, karena sifatnya yang tak bisa terurai oleh Bumi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home