Saturday, July 11, 2009

Ada perasaan campur aduk di dalam sini, berbaur dengan rasa sedih. Ada yang salah, kenapa tiba-tiba rasanya seolah menjadi seorang yang tak berguna, lemah, apakah memang keterbatasan itu menjadi beban. Ada kesenangan, semua butuh kesenangan, untuk mengisi kekurangan yang kadang-kadang menderu datang di dalam pikiran. Inilah yang disebut hampa, kosong sama sekali.

Semua orang punya harapan, untuk berbuat menjadi lebih baik dari keadaannya sekarang ini. Semua ingin menjadi lebih, tak stagnan.

Disanalah bintang, bintang yang bersinar terang, yang cahayanya harus dibagi untuk orang lain. Tapi untuk mencapai bintang semua butuh perjuangan, tak ada bintang yang datang tiba-tiba menghampiri dan muncul di hadapan. Harus ada usaha, harus ada kemauan yang tak terkira.

Dan, aku merasa kini sedang dalam titik nol, titik terendah dari semua angka. Karena apa? Karena ternyata tak ada yang bisa aku bagi, menjadi seorang robot yang bergerak sendiri seolah terprogram secara sistematis dan dengan perhitungan matematika. Bukan seperti manusia yang bergerak dengan hati dan berjalan bersama dengan orang lain.

Saatnya aku kini merasa, keindahan ada untuk dinikmati. Keindahan ada untuk dibagi. Bohong kalau keindahan adalah emas yang berkilauan di dalam kotak besi di lemari yang terkunci dengan baja-baja.

Keindahan itu bagai cahaya bintang, yang terus memancar walau digenggam erat oleh seluruh telapak tangan. Cahaya itu akan terus menerus memancar disela-sela jari menyinari mata dengan keelokannya.

Keindahan adalah mengisi hati yang kosong dengan berbagi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home