Friday, November 07, 2008

"V" for Obama

Muncul harapan baru dari sebuah negeri besar yang menguasai dunia. Ya, Barack Obama telah menjadi sebuah figur yang begitu menarik perhatian akhir-akhir ini, seorang individu yang lahir dari keluarga multi ras dengan kisah hidup yang begitu berwarna.
Dengan perjalanan berliku dan berpegang hanya pada keyakinan, seorang Barack Obama telah mampu mewujudkan mimpi-mimpinya untuk menjadi orang nomor satu di Amerika yang tak perlu ditutupi lagi dia menjelma menjadi orang nomor satu di dunia.

Ada harapan tentang perdamaian, ada harapan tentang perbaikan ekonomi, ada harapan tentang perubahan politik dunia, dan masih banyak lagi harapan besar lain yang dibebankan oleh berjuta pemilihnya di Amerika dan tentu saja berimbas pada banyak orang di seluruh dunia. Barack Obama telah menjadi perbincangan begitu banyak orang, mulai dari kursi empuk pesawat pribadi, dari atas hamparan pasir di pantai-pantai yang indah, dari pusat gurun dan gedung pencakar langit dengan arsitektur terkini, dari antara dinginnya salju yang menyelimuti kutub, dari sudut-sudut meja orang kreatif, bahkan dari sebuah kursi kayu warung tegal di sudut jalanan yang letaknya di sebelah rumah kuno yang kini begitu terkenal.
Selain harapan tentu saja ada pertanyaan, bahkan juga kekhawatiran bahwa seorang figur ini mungkin tak mampu memberikan seperti apa yang diharapkan. Terlalu banyak persoalan dunia yang begitu rumit.

Tapi terlepas dari itu, sosok figur Obama yang memang mengagumkan bisa menjadi contoh bagaimana mimpi itu bisa diwujudkan dengan kerja keras yang terus menerus dan tanpa mengenal lelah. Bocah dengan nama aneh ini bisa membuktikan kepada publik Amerika sekaligus dunia bahwa tak ada perbedaan ras; semua bisa menjadi apa saja sesuai keinginannya. Pidato kemenangannya yang realistis dan penuh isi telah mengukuhkan posisi dan siapa dia sebenarnya.

Pemilihan Presiden Amerika kali ini telah menjadi contoh hebat bagaimana politik dan demokrasi yang berjalan benar memang bisa menghadirkan sosok pemimpin yang berkualitas.
Lalu apakah ini bisa menjadi contoh pemilu yang akan terjadi di Indonesia sebentar lagi?

Sepertinya agak terlalu dini untuk mengharap perubahan peta politik di Indonesia, masih saja wajah-wajah lama mendominasi berbagai pamflet dan televisi di negeri ini, strategi komunikasi juga masih sama tak ada yang mencoba jalur yang berbeda. Visi dan misi yang dikemukakan juga merupakan isu basi yang semua orang sudah tahu tak mungkin akan terealisasi, berbagai komentar dan pidato juga tetap saja tak berisi.
Jika Barack Obama bisa menjadi inspirasi, semestinya ini adalah untuk para politikus negeri ini. Karena banyak rakyat yang mendambakan inovasi, rakyat butuh perubahan dan terobosan, bukan sekedar belaian ninabobo tanpa ada hasil nyata sama sekali.

Menarik sekali satu kalimat dalam salah satu buku Barack Obama yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah negeri yang berasal dari sebuah kampung besar, lalu menjelma menjadi negara antek Amerika, dan begitu reformasi datang Indonesia berubah menjadi negara biadab yang tak lagi mempunyai toleransi.
Ini seharusnya tak terjadi, dan hanya orang Indonesia sendirilah yang mampu mengubahnya, bukan mengharap dari Barack Obama yang mungkin sekali juga sudah kerepotan untuk mengurusi negaranya sendiri yaitu Amerika yang adidaya.
Biarkan keramaian dan suka cita di sana, kita hanya butuh inspirasinya untuk diri kita sendiri.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home