Wednesday, November 12, 2008

Ada diam maka disitu ada keceriaan, ada keceriaan maka disitu ada kesedihan, ada kesedihan maka disitu ada kebahagiaan yang nyata, tapi di balik kebahagiaan pasti juga ada diam.

Itulah perputaran kehidupan, sebuah rantai yang akan selalu terjadi seperti itu. Sebuah lingkaran yang akan terus menerus berjalan untuk membentuk sebuah cerita, menggelinding melintasi bebatuan, air, dan daun-daun di hutan.
Dan disitulah manusia berperan, menjadi pengendara dari lingkaran itu. Dihadirkan untuk menjadi nakhoda yang mengarahkan lingkaran itu untuk menuju tujuannya.

Ada sebab ada akibat, tapi tak ada yang berlaku selamanya. Semua akan berganti posisi suatu saat dan akan terus berganti tak akan pernah berhenti sampai kapanpun.
Mungkin saat menghadapi jatuhnya, dunia terasa tak adil karena seolah langit hitam adalah payung yang terus menaungi dan tak mau hilang. Disitulah fungsi kekuatan kita berperan, ada hati yang memberikan kesabaran untuk menghadapinya, sehingga kita mempunyai persiapan saat tiba-tiba langit biru berarak datang dan matahari bersinar, itulah saatnya kita berganti posisi di atas untuk menikmati berbagai nikmat kehidupan, bolehlah kita tersenyum saat disitu. Tapi jangan salah, itulah waktu yang tepat untuk mencoba kekuatan kita yang lain; kekuatan hati untuk bisa menghadirkan rasa rendah diri, kekuatan lain yang akan bisa membekali kita saat tiba-tiba jatuh lagi.

Lihatlah ternyata yang kita hadapi begitu seru bukan? Sebuah pengalaman yang tak akan bisa didapat oleh makhluk lain yang tak dikarunia hati dan nurani. Jadi kenapa kita tidak memanfaatkan kelebihan itu, tetapi malah membiarkan kita terpuruk atau bahkan menjadi seorang yang begitu sombong, hmm itu hanya kita yang bisa mengaturnya karena kita nakhoda, kita bukan pengikut yang hanya bisa diam dan menjadi kerdil. Kita ditakdirkan untuk mengarungi lautan dan memetakan perjalanan untuk menemukan dunia baru yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan sama sekali.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home