Friday, October 24, 2008

Opening.

Sebagai seorang remaja, emosi Bagus Burhan sering tak terkendali, kadang tiba-tiba begitu bersemangat, tapi sesekali juga hilang sama sekali. Emosi inilah yang membuat segala sesuatu yang sedang dia kerjakan seringkali tergeletak tanpa pernah terselesaikan dengan tuntas. Inilah yang membuat dia merasa sangat frustasi, seolah tak pernah bisa menyelesaikan segala sesuatunya dengan benar. Ditambah dengan hatinya yang begitu perasa dan mudah terpengaruhi oleh kejadian di sekitarnya.

Dia seperti sendirian, seolah-olah dunia tidak pernah bisa mengerti dirinya, dia merasa bisa melakukan banyak hal tetapi harus berbenturan dengan keadaan dirinya yang begitu terbatas. Bayangan-bayangan ini kini semakin menyiksanya, membuat tidurnya tak pernah bisa nyenyak karena diganggu oleh berbagai macam pikiran aneh yang membabi buta terus menerus datang.

Beruntunglah dia memiliki Ki Tanudjaya yang begitu sabar menemani dan menjaga kemana dia pergi, dari embannya inilah Bagus Burhan bisa mengutarakan semua perasaannya. Ki Tanudjaya juga mengajarkan banyak hal kepada Bagus Burhan tentang kehidupan di dunia, ikatan perasaannya tak bisa terpisahkan karena Ki Tanudjaya telah mengasuh Bagus Burhan dari semenjak dia kecil sampai sebesar ini.

Dari Ki Tanudjaya jugalah Bagus Burhan mampu mengerti tentang bagaimana rakyat kecil bertahan hidup di bawah tekanan penguasa kerajaan dan juga pemerintah Belanda, yang telah membangkitkan semangat Bagus Burhan untuk bisa melakukan sesuatu yang besar kelak di kemudian hari semata untuk mengangkat harkat dan martabat bangsanya agar tak dipandang sebelah mata.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home