Friday, April 18, 2008

Jenderal Gales terlihat kebingungan,….

…matanya tajam menatap deretan monitor di depannya yang menayangkan blueprint pusat kota Jakarta. Dia tampak ragu, dalam otaknya hanya ada dua kemungkinan, menghancurkan Istana kepresidenan atau harus mempercayai laporan intelejennya untuk mengebom bangunan segitiga sebagai markas pasukan khusus TNI yang terletak di tengah kampung Tanah Abang, dengan resiko mengorbankan ribuan warga sipil.

Tak berapa lama, suara sirene semakin keras terdengar ini adalah tanda bahwa pasukannya yang berada di daerah Tanjung Priok semakin terdesak oleh perlawanan pasukan khusus TNI. Dia harus memutuskan sekarang juga, karena integritasnya ditaruhkan kali ini.
“Area 2!” ucapnya lantang.
Perintah ini langsung menggema di seluruh ruangan navigasi kapal USS Red Rover II yang bersandar di lautan lepas utara Jakarta.

Pesawat bomber B43 yang dari tadi berputar-putar di langit Istana Kepresidenan mengalihkan haluannya ke arah selatan menuju kampung Tanah Abang, tak berapa lama dia melepaskan sepasang bom dari perutnya dan langsung tepat tertuju pada bangunan segitiga yang terletak di tengah perkampungan padat itu. Bumi bergetar hebat karena ledakan saat bom itu menyentuh tanah, disusul dengan asap yang membumbung bagaikan jamur raksasa menyentuh langit Jakarta. Jerit tangis manusia terdengar memilukan diantara asap pekat yang belum juga hilang setelah 10 menit berlalu.

Dari balik asap yang mulai menipis tampak sepasang sepatu lars sedang menyibak bangkai-bangkai manusia yang berserakan memenuhi jalanan. Dibelakangnya ratusan tentara bersenjata lengkap dan bermasker melakukan hal yang sama. Mereka menyusuri jalan dan memindahkan puing-puing bangunan yang hancur berantakan seperti sedang mencari sesuatu. Kawasan itu bagaikan kota hantu yang penuh dengan ribuan mayat rakyat sipil yang sudah tak berbentuk lagi. Sangat menyedihkan.
Sesekali dari kejauhan terdengar suara tembakan, disusul dengan teriakan manusia yang menderita.

Pencarian itu ternyata sia-sia, ratusan tentara Amerika itu tak berhasil menemukan apa yang mereka cari. Pemboman besar itu ternyata hanya membunuh ribuan rakyat sipil tak berdosa dan 15 tentara TNI yang memang berjaga di bangunan segitiga itu yang kini bahkan tak berbekas sama sekali.

Di dalam ruang navigasi USS Red Rover II terlihat Jenderal Gales tertunduk lesu, matanya nanar memandangi hasil rekaman langsung prajuritnya yang masih menyisir di kampung Tanah Abang, sangat jelas di monitor gambar ribuan mayat rakyat sipil dengan kondisi sangat mengenaskan.
Matanya semakin memerah ketika mendengar di speaker tentang pesan terakhir prajuritnya yang memberitakan bahwa 1.200 pasukannya yang berada di Tanjung Priok berhasil dikalahkan oleh pasukan khusus TNI.
Tak lama terdengar bunyi telepon di mejanya, Jenderal Gales hanya mampu menggeram keras, dia berjalan menuju mejanya dengan langkah gontai diringi pandangan kosong oleh seluruh personilnya yang berada di ruangan itu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home