Thursday, April 17, 2008

Bapak & Ibu.

Setelah sekian lama kenapa aku baru sadar kalau aku begitu sama sepertinya.
Kewibawaan yang sangat aku kagumi
Karena caranya mengatasi masalah yang terjadi
Selalu menjaga tangannya, tapi tak segan memukulkannya saat anak laki-lakinya terasa sudah keterlaluan
Aku baru memahami kenapa dia tak pernah marah jika aku pulang dengan muka biru atau harus datang ke sekolah karena aku telah memukul guru
Tetapi dia akan marah besar saat tahu aku tak bisa menjaga namanya atau mempertahankan keberadaanku di sekolah
Sering sekali kulihat dia kecewa, tapi tak pernah ada satupun kemarahan yang keluar. Hanya senyuman dan diamnya.
Sikap tertutupnya mungkin agar bisa menjaga keutuhan keluarga ini. Baginya tak perlu orang lain tahu apa yang dirasakannya, karena ada yang lebih penting baginya yaitu bisa melihat anak-anak kecilnya hidup tanpa perlu bernaung di ketiaknya.

Darinyalah aku berasal
Dari tangan dan kasih sayang perempuannyalah aku dibesarkan.
Kata-kata bijaknya pernah membuatku tak berani mendekatinya
Tapi tangisnya jugalah yang menyadarkan tentang semua kesalahanku
Dialah yang telah menaruh hati dan perasaan pada tubuhku, menjaganya terus menerus agar itu tak hilang.
Pernah aku sangat muak sehingga mencoba berlari tapi dia tetap tak bergeming dan terus menghidangkan pisang goreng kesukaanku
Dan saat aku terjatuh dalam pelarianku, dialah manusia hebat yang selalu siap mengulurkan tangannya membantuku
Kebahagiaan baginya hanyalah saat melihat anak-anak kecilnya bisa tertawa.

Aku adalah perpaduan mereka, aku mewarisi keduanya.
Tak bisa dipungkiri kalau darah itu sudah begitu menyatu.
Tak bisa ditolak kalau sifat itu sudah mendarah daging.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home