Monday, August 07, 2006

Kontrol

Tahun beranjak tahun,semakin berbeda apa yang kita rasakan kini dengan apa yang kita rasakan dahulu
Sejak pertama kali melihat matahari setelah dimanjakan oleh rahim ibu, kita langsung terikat akan berbagai aturan-aturan.
Entah itu aturan agama, yang merupakan bawaan dari orang tua atau juga aturan-aturan keluarga. Kita bahkan belum bisa berpikir dan menimbang-nimbang apakah setuju atau tidak dengan aturan tersebut. Kita menerimanya begitu saja.

Memasuki usia sekolah kita dihadapkan pada aturan lagi, aturan yang merupakan kebijaksanaan para dewan guru terhormat.
Seiring pertumbuhan otak dan pergaulan yang semakin komplek, diri kita mulai melakukan pemberontakan dan penolakan yang menjadi bukti ekspresi akan eksistensi kita. Mempertanyakan aturan-aturan tersebut, dan seringkali pemberontakan tersebut berujung pada kemarahan orang tua ataupun skorsing dari guru.
Saat berada pada usia yang lebih tinggi, kita dihadapkan lagi pada kondisi bagaimana kita harus memanage diri, membentuk kontrol yang kuat, membuat aturan sediri tentang bagaimana kita menjalani kehidupan.

Kontrol tersebut menjadi salah satu tolok ukur yang akan membedakan baik dan buruk yang batasnya semakin bias dan tidak jelas.
Kontrol itu pulalah yang akan menjadi landasan untuk membentuk siapa kita, merumuskan apa yang menjadi tujuan hidup dan meyakinkan kita akan berbagai pilihan hidup.
Dan ternyata, menciptakan kontrol terhadap diri bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Diperlukan perjuangan dan kesadaran untuk melakukannya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home